Hama, penyakit, dan gulma adalah masalah yang kerap kali harus dihadapi oleh para petani ubi kayu. Serangan hama dan penyakit dapat menyebabkan menurunnya kualitas hasil panen dan mempengaruhi jumlah produktivitas tanaman. Beberapa gulma juga berperang sebagai inang patogen dan hama. Berikut identifikasi hama pada ubi kayu beserta penyakit, gulma, dan cara pengendaliannya.
Hama, Penyakit, dan Gulma yang Mengancam Tanaman Ubi Kayu
1. Hama Tungau Merah
Sebagaimana penjelasan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, sebagian besar hama yang menyerang ubi kayu berupa serangga, kecuali tungau merah ini. Serangan hama ini dapat mengakibatkan menurunnya hasil tanaman ubi kayu, sehingga keberadaannya sangat meresahkan para petani. Gejala yang dialami adalah munculnya bercak kuning di sepanjang tulang daun.
Bercak ini kemudian akan menyebar ke seluruh permukaan daun, lalu daun akan berubah kemerahan hingga berwarna kecoklatan. Efek dari serangan yang parah adalah kerontokan seluruh daun dan ubi kayu yang dihasilkan berukuran kecil, sehingga sangat mempengaruhi kuantitas hasil panen.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama pada ubi kayu ini adalah menanam varietas tahan seperti Adira-4, menyemprotkan air berkali-kali agar tungau larut dan tercuci bersama air. Anda juga bisa menanam ubi kayu seawal mungkin pada musim hujan, pengendalian secara biologi dengan memanfaatkan musuh-musuh alami, dan pengendalian secara kimiawi.
2. Penyakit Bercak Daun Coklat
Penyakit tanaman disebabkan oleh patogen yang berukuran mikroskopis, seperti bakteri, jamur, mikroplasma, dan virus tanaman. Sifat dari penyakit ini adalah menular. Melansir dari sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id, terdapat banyak gejala serangan patogen pada ubi kayu, seperti retakan pada batang, perubahan atau kerusakan daun, dan perubahan warna umbi.
Salah satu penyakit penting yang dapat diderita oleh ubi kayu adalah bercak daun coklat. Gejala awal dari penyakit ini adalah adanya bercak putih hingga coklat muda di bagian atas permukaan daun. Bercak ini kemudian berkembang menjadi coklat yang menandakan matinya jaringan daun. Biasanya, penyakit ini menyerang daun tua karena lebih rentan terhadap penyakit.
Untuk menangani penyakit ini dapat dilakukan dengan menanam varietas tahan seperti Malang-1, UJ-5, Malang-6, dan Adhira-4 sebagaimana hama pada ubi kayu. Kemudian, mengatur jarak tanaman agar tidak terlalu lembab jika jaraknya berdekatan. Selain itu, dapat pula menyemprotkan fungisida jika memang diperlukan.
3. Gulma Eleusine Indica (L.) Gaertn
Gulma adalah tumbuhan kompetitor yang ikut mendapatkan hara, sinar matahari, dan ruang tumbuh. Tumbuhan ini sangat tidak dikehendaki oleh para petani karena dapat merugikan ubi kayu. Gangguan gulma dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi umbi. Bahkan, pada tiga bulan pertumbuhan awal dapat menurunkan produksi ubi kayu hingga 75%.
Salah satu gulma yang sering muncul ini disebut dengan rumput Belulang dengan akar serabut yang kuat. Tingginya dapat mencapai 80 cm dan berkembang biak dengan sangat cepat. Diperkirakan tanaman gulma ini dapat menghasilkan 50 ribu hingga 135 ribu biji tiap musim di Indonesia, sehingga menjadi ancaman baru selain hama pada ubi kayu dan penyakit.
Cara pengendalian gulma ini adalah dengan menyemprotkan herbisida pra tanam keturunan urea seminggu sebelum menanam ubi kayu. Pengendalian dengan cara mekanis dapat dilakukan dengan penyiangan sebelum gulma ini membentuk biji. Namun, cara ini sedikit sulit karena gulma ini tumbuh dengan cepat dan perakarannya kuat.
Ulasan tentang hama, penyakit, dan gulma pada ubi kayu ini dapat dijadikan sebagai rujukan untuk mengetahui apa saja ancaman tanaman ubi kayu dan bagaimana cara menanganinya. FUMIDA selaku jasa pembasmi hama juga selalu siap sedia untuk memberantas hama yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.